Tips Menghafal Al-Qur'an dengan Mudah


Assalamu’alaikum, teman semua...!

Di artikel sebelumnya, saya sudah nulis tentang keutamaan penghafal Al-Qur’an. Bagi yang belum baca, silahkan cek HAFIZ QUR'AN | Promo Menarik dari Allah . Nah, setelah baca artikel tersebut, ada nggak yang tertarik sama promo spesial itu?
Mungkin teman-teman yang memiliki niat untuk menjadi seorang hafiz dan hafizhah Al-Qur’an memiliki berbagai pertanyaan, seperti :saya harus mulai dari mana? atau, cara menghafalnya bagaimana? Nah, artikel ini hadir untuk menjawab pertanyaan teman semua.

Persiapan sebelum menghafal Al-Qur’an

Sama seperti sebelum pergi wisata, kita harus persiapan dulu sebelum berangkat. Begitu juga dengan menghafal Al-Qur’an, harus ada persiapan juga. Olahraga aja kalau nggak pemanasan bisa cidera, apalagi menghafal Al-Qur’an. Tanpa persiapan, hafalan kita bisa kacau. Beberapa persiapannya adalah :

  •  Memperbaiki bacaan


Jika kita memulai menghafal tanpa memperbaiki bacaan terlebih dahulu, kita bisa saja salah dalam menyebutkan huruf. Dan jika suatu kesalahan itu disadari setelah kita hafal, maka akan sulit untuk dirubah, sehingga kita mesti mengulang hafalan dari awal lagi.

1.         Makhraj huruf

Ini sangat penting. Kalau makhroj atau tempat keluarnya huruf salah, atau bahkan salah menyebutkan huruf, maka kita bisa saja mengubah makna ayat. Beberapa huruf yang sering tertukar atau bahkan disamakan penyebutannya seperti : huruf tsa (ث) dan sa (س), kemudian sho (ص) dan syin (ش), apalagi penyebutan hamzah (ء) dan ain (ع).


2.           Tajwid

Belajar tajwid juga sangat penting. Karena ini mempengaruhi kualitas bacaan kita.

  • Membiasakan diri dengan gaya tutur Al-Qur’an


Ini bisa teman lakukan dengan rajin mendengar murattal (bacaan al-qur’an). Hal ini dilakukan agar memudahkan kita dalam menghafal Al-Qur’an karena sudah terbiasa mendengar bacaan Al-qur’an.

  • Khatam


Paling tidak kita pernah mengkhatamkan bacaaan Al-Qur’an sekali. Mengkhatamkan Al-Qur’an juga bisa membuat lidah kita terbiasa dengan ayat-ayat Al-Qur’an.

Secara umum, ada lima tahap menghafal Al-Qur’an

Bagaimana menghafal Al-qur’an dengan mudah?

  • Target hafalan


Membuat target hafalan. Misalnya kamu mau menghafal berapa lama. Maka buatlah jadwal dan penuhi target per harinya.
Waktu paling lama menghafal Al-Qur’an sebenarnya adalah tiga tahun. Tapi diperhitungkan juga dengan banyaknya kesibukan lain.
Contoh target hafalan :
Jangka waktu
Target per bulan
Target per hari
1 Tahun
2.5 Juz
1 ½ halaman
3 Tahun
1 Juz
½ halaman
6 Tahun
½ Juz
¼ halaman
Setelah itu, buat jadwal khusus untuk menghafal. Tetapkan jadwal di waktu terbaik kamu.
Waktu terbaik menghafal Al-qur’an bagi setiap orang berbeda-beda. Ada yang merasa mudah menghafal di pagi hari, atau malam hari. Namun secara umum, waktu terbaik menghafal Al-Qur’an adalah sebelum tidur, kemudian diulang pagi hari.
Yang mesti diingat adalah harus disiplin dan istiqamah dalam menjalankan jadwal yang telah dibuat tersebut.

  • Menggunakan satu mushaf saja
  • Mengetahui makna ayat, paling tidak garis besar ayat tersebut.
  • Membagi ayat.


Jika ayat yang dihafal pendek, maka langsung hafalkan satu ayat tersebut, namun jika panjang, maka bagilah ayat tersebut ke dalam beberapa bagian sesuai waqaf. Misalnya :
يَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ أَبۡصَٰرَهُمۡۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوۡاْ فِيهِ وَإِذَآ أَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُواْۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَأَبۡصَٰرِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ٢٠

  • Membaca dengan melihat mushaf (berulang kali sampai lancar) bisa 3 kali, 10, atau lebih. Semakin banyak diulang, hafalan akan semakin kuat.


  • Membaca tanpa melihat mushaf diulang minimal tiga kali atau lebih. Semakin banyak mengulang, hafalan akan semakin kuat.


  • Menulis ayat yang dihafal.


Menulis adalah cara terbaik dalam memperkuat hafalan. Karena dengan menulis, kita bisa lebih teliti terhadap setiap huruf dan harakatnya.

  • Mendengar. 


Saat menghafalkan ayat atau surat, biasakan mendengar murattal surat tersebut kapan pun di waktu senggang dan sebelum tidur, ini juga untuk memudahkan dalam menghafal.

Jadi begitulah, teman-teman. Cara mudah menghafal AL-Qur’an. Harus diingat, yang terpenting bukan seberapa banyak ayat yang mampu kita hafal dalam satu waktu yang singkat. Tapi proses menghafal itu sendiri. Kita harus tetap disiplin dalam mengikuti jadwal menghafal kita, yang terpenting jam tersebut untuk menghafal dan kita harus fokus. Seberapa banyak ayat yang mampu kita hafal, itu terserah. Jangan paksakan diri untuk menghafal satu lembar langsung jika belum terbiasa. Mulai dari sedikit-sedikit terlebih dahulu. Kemudian saat sudah terbiasa, kita bisa saja menghafal lebih banyak dan lebih cepat.

So, tunggu apa lagi? Yuk, mulai menghafal!Fighting!




Mengutip seluruh/sebagian artikel/tulisan dari blog ini dibolehkan dengan syarat tetap mencantumkan link sumber, http://putriall.blogspot.com

CERPEN | Sang Pemilik Cinta

Sang Pemilik Cinta

Oleh : Putri Alvita


Malam semakin larut. Hujan kian lebat. Lelaki paruh baya bersama seorang wanita di rumah itu hanya duduk diam berhadapan di ruang tengah. Bertengkar hebat dalam diam. Sinar putus asa terpancar dari mata keduanya. Raut wajah  kekakuan. Petir menyambar. Gemuruh bersahutan. Tapi tak membuat hati gentar. Ada masalah lain yang lebih penting. Lebih menakutkan. Dan malam itu, semuanya harus selesai.
Ketika itu aku hanyalah seorang anak lelaki berusia dua belas tahun. Papa sudah menyuruhku masuk selesai makan malam yang kaku. Tapi karena penasaran, aku tetap berusaha mengintip dari balik dinding.
“Aku tidak tahu cara untuk mengakhirinya. Tapi urusan kita sudah selesai malam ini.” Suara papa memecah keheningan. Terdengar bergetar, namun tegas.
Mama mengangguk. Mereka tidak berbicara banyak, tapi Mama mengerti. Perubahan sikap Papa sejak beberapa waktu lalu sudah cukup untuk membuatnya mengerti. Semenjak Papa sering ke masjid.
Wanita bermata sipit itu berdiri dari sofa. Matanya menatap lurus ke depan, tak nampak gentar sedikit pun. Tapi mata sembabnya tak dapat berbohong. Ia sudah tahu ini akan terjadi. Aku melihatnya menangis setiap malam beberapa minggu belakangan.
Kakinya mulai melangkah meninggalkan rumah. Dan aku hanya dapat melihat punggungnya yang semakin menjauh lewat jendela. Mama malam itu sendirian pergi menempuh hujan lebat dengan payungnya. Dan tak pernah kembali lagi.
Aku tidak mengerti. Kejadian itu sudah tiga tahun berlalu. Anehnya, Papa masih bilang mencintai mama sampai sekarang. Mama cinta pertamanya. Kisah cinta orang dewasa ternyata rumit sekali. Aku tidak mau seperti mereka. Lebih baik tidak menjadi dewasa atau…, sama sekali tidak jatuh cinta.
❀❀❀



Di satu hari dimana angin bertiup kencang, membuat daun-daun berguguran di jalanan, aku berpapasan dengan seorang gadis berseragam sekolah yang berlari menuju arah yang berlawanan denganku. Mata kami beradu, meski singkat, namun rasanya seperti tersengat listrik berjuta volt. Dia tersenyum, dan senyuman itu mampu meruntuhkan benteng-benteng pertahanan yang lama kubangun di dalam dada. Aku merasa pernah melihatnya sebelumnya. Dan tentu saja aku masih ingat. Sekarang dia sudah berjilbab. Cinta pertamaku, Salsabila.

Kami satu kelas saat SD, dan perasaan itu muncul sejak aku mulai mengalami masa pubertas. Sekitar kelas lima, dia menertawakan suaraku yang semakin besar. Seperti suara drum katanya. Tapi aku tidak mengapa, meski sedikit malu karenanya. Karena aku menyukainya. Ah, masa-masa dulu membuat tertawa ketika mengingatnya.
Jantungku serasa akan copot ketika tahu bahwa aku mendapat lotre bangku di sebelahnya. Salsabila tampak tenang sekali. Hanya aku saja yang gugup, dan aku tidak bisa membayangkan bagaimana rupa mukaku di hadapannya. Mungkin merah seperti kepiting rebus.
 “Kenichi?”
Leherku patah-patah melihat ke arahnya. Saking gugupnya, aku hampir terjatuh dari kursi.
Salsabila tertawa geli melihat tingkahku. “Eh, kamu benar orang Jepang, ya? Pantas saja nama dan wajah kamu mirip orang Jepang. Bisa bahasa Jepang?”
Aku menggeleng. Segenap energi kukumpulkan. “Ehm.., se…sebenarnya hanya ibuku orang Jepang. Aku lahir di sini.” Sulit sekali rasanya hanya mengatakan kata-kata itu.
Kami hanya bicara sedikit itu sampai akhirnya aku dan Papa harus pindah rumah. Dan itu artinya juga pindah sekolah.

Aku masih berjalan menyusuri jalanan trotoar yang sepi. Masih tidak yakin dia orangnya, aku tidak seharusnya menghayal bertemu cinta pertama di saat suasana sedang dramatis ini. Karena tentu saja, hidupku bukan drama korea.
“Kenichi!” Aku menghentikan langkah. Sedikit merasa aneh, jarang sekali ada yang memanggilku dengan nama itu. Memutar leher, menengok ke belakang. Gadis itu!
“Ternyata benar kamu. Lama tidak ketemu, ya.”
“I..iya, Salsa.” Sudah hampir tiga tahun, tapi saja aku masih kikuk.
“Oh, iya. Jalan ke Smansa yang mana, ya? Bingung, kemarin sih sudah ke sana, tapi sekarang lupa lagi.”
“Itu sekolah saya, jalannya lewat sini.” Aku mengantarnya, sekaligus aku memang sedang dalam perjalanan ke sekolah.
“Memangnya ada urusan apa di sana?”
“Aku dan keluarga pindah ke sini.”
“Pindah?”
Percakapan kami hanya sebatas itu selama perjalanan. Mendengar Salsabila akan pindah ke sekolahku rasanya aneh sekali, aku jadi sulit mengatur nafas. Astaga, kenapa jadi begini?
❀❀❀
Takdirkah? Salsa ternyata sekelas denganku. Aku semakin sering salah tingkah, meski senang juga. Kami lebih sering berkomunikasi. Dia belum punya teman, mungkin karena itu juga dia cuma  berbicara denganku. Kadang Salsa sering lupa jalan pulang, dan memintaku mengantarnya.
Sepanjang perjalanan, Salsa tidak banyak bicara. Dia bukan tipe perempuan yang heboh apalagi centil, yang mau tahu urusan laki-laki. Kali ini dia membawa buku, berjalan sambil membaca. Judul buku itu seperti menyindirku, tapi dalam waktu bersamaan merasa risih.

“Kalau akan ada cinta kedua, ketiga, dan seterusnya, apa istimewanya cinta pertama?” Tiba-tiba saja aku berkomentar dengan nada sinis seperti itu.
Salsa menurunkan bukunya.
“Semua orang seperti mengagungkan cinta pertama. Judul buku, cinta pertama, lomba menulis cerpen, cinta pertama. Memangnya apa istimewanya cinta pertama? Toh, rata-rata orang berjodoh bukan dengan cinta pertama mereka.”
 “Cinta pertama itu selalu istimewa, Hanif Kenichi. Ibu, pelabuhan cinta pertama seorang anak. Masalah jodoh, tidak ada yang tahu, kita tidak bisa berpatokan kepada yang rata-rata.”
Langkah kami semakin pelan. Bayang-bayang Mama terlintas di kepalaku. “Papa saya bilang, Mama adalah cinta pertamanya.”
Rasanya aku sangat ingin sesekali bercerita. Bertahun-tahun memendamnya sendiri. Untaian cerita-cerita berikutnya mengalir, tentang semua yang kualami selama ini.
Salsa menyimak.
Esok hari dan seterusnya Salsa tidak meminta diantar lagi. Dia sudah tahu kejahilanku yang mengantarnya lewat jalan-jalan yang berbeda setiap hari, hingga membuatnya bingung dan merasa aneh dengan kemampuan ingatannya. Dia juga sudah punya teman perempuan yang bisa mengantarnya dengan lebih jujur. Tak mengapa, itu memang salahku.
Tapi hari ini, aku ingin menemaninya pulang. Awalnya dia menolak, katanya dia tidak ingin berdua bersama laki-laki tanpa tujuan. Tapi aku meyakinkannya, bilang aku cuma ingin mengantarnya pulang. Salsa akhirnya setuju, melihat jalanan yang masih ramai.
Selama perjalanan, hanya hentakan telapak sepatu kami yang terdengar. Hingga kami sampai di sebuah jalan yang merupakan tempat pertama aku menemukannya kembali. Suasana tidak sedramatis dulu, cahaya matahari menyengat, tidak ada dedaunan pohon yang jatuh, jalan ramai, dan udara panas.
Aku mengehentikan langkah, menatap mata Salsa dengan tatapan yang dalam. Merasa ada keanehan dalam tatapanku, Salsa lekas menundukkan pandangan. Memegang tali tas punggungnya kuat-kuat.
Suasana santai tadi berubah semakin serius.
“Kamu cinta pertama saya,  Sal. Meski saya tidak tahu akan ada cinta selanjutnya atau tidak.”
Salsabila hanya diam, menunduk semakin dalam.
 “Cuma sama kamu saya bisa cerita. Cuma kamu yang mau mendengarkan. Tapi kalau kamu pergi juga…,” Aku menahan nafas, mendesah.
Salsa menggigit bibir, akhirnya mau mengangkat kepala menatapku. “Aku nggak akan pergi, Hanif. Tapi hubungan antara lelaki dan perempuan ya memang harus sebatas ini. Kita bisa jadi teman, kamu bisa terus cerita tanpa canggung.”
Itu penolakan secara halus.
“Tetap saja itu hal yang berbeda.” Aku mengalihkan pandangan pada jalan yang ramai.
“Hanif, kamu nekat sekali nembak muslimah berhijab.” Salsa mengatur nafas. “Cuma ayah kamu yang muslim, Han. Di identitas kamu, ya memang juga tertulis begitu. Tapi aku masih belum tahu kamu yang sebenarnya.”
“Kamu ragu karena itu?”
Salsabila menggeleng. “Itu cuma alasan pendukung, Han. Aku memang belum ingin pacaran dulu.”
“Sama saya?”
“Sama siapapun. Agama saya melarangnya, dan aku yakin itu untuk kebaikanku.”
“Agama kamu? Saya Islam, Sal.”
“Kalau begitu, saya mau bukti, kita bertemu bulan depan. Di jalan ini, di waktu yang sama. Tapi syaratnya, kamu harus sudah benar-benar Islam. Maksudku, kamu pelajari dengan baik hukum-hukum agama Islam. Setelah itu, kita bertemu di sini. Saya pastikan, jawaban saya adalah ‘iya.”
“Kamu yakin? Walau ternyata saya tidak benar-benar memenuhi syarat?”
Salsa cuma tersenyum dan menyerahkan sebuah buku sebelum berlalu pergi. Punggung Salsa menjauh, aku membuka buku yang diberikannya. Itu buku yang sering dibacanya setiap di jalan pulang sekolah. Cinta pertama?



 “Hanif…,” Suara Papa langsung memanggil ketika aku baru saja masuk ke dalam rumah, menutup pintu. Menghampiri Papa yang tengah duduk di ruang tengah.
“Kamu mau bertemu mama kamu?” tanya Papa tanpa melhat ke arahku.
Pertanyaan itu beku seperti es. Sudah bertahun-tahun lamanya Papa tidak pernah menyinggung tentang Mama. Mama sudah kembali ke negara asalnya, dan kami pindah rumah untuk menghilangkan jejak darinya.
Hanya suara detakan jarum jam yang terdengar. Menunggu jawabanku.
“Saya bingung, Pa,” aku bergumam pelan. “Bertahun-tahun saya menyimpan pertanyaan ini. Saya tahu, dulu saya cuma anak kecil yang tidak tahu apa-apa.  Tapi saya masih ingat, waktu papa berubah. Papa berubah semenjak sering ke masjid!”
Papa menatapku. “Agama saya melarang menikah dengan wanita yang berbeda agama.”
“Saya bingung, Pa, benar-benar bingung. Bukankah Tuhan yang menciptakan rasa cinta itu? Tapi kenapa karena Dia seseorang harus berpisah, anak berpisah dari ibunya, dan mereka yang saling mencintai tidak boleh bersatu.”
“Kamu akan mengerti. Kalau kamu menjadikan Allah sebagai pemilik cinta, maka cinta lainnya harus kau korbankan. Cinta itu ibarat batu loncatan untuk keimanan yang lebih tinggi, tapi ingat karenanya kau juga bisa tersandung."

"Kalau kamu menjadikan Allah sebagai pemilik cinta, maka cinta lainnya harus kau korbankan. Cinta itu ibarat batu loncatan untuk keimanan yang lebih tinggi, tapi ingat, karenanya kau juga bisa tersandung."

Aku masih tidak mengerti. Melangkah gusar menuju kamar.
“Berangkatlah! Temui mamamu!”
Aku segera menghempaskan pintu. Untuk apa aku menemuinya? Bukankah dia yang pergi? Lagi pula, aku punya jadwal penting minggu depan bersama Salsa.
“Salsabila?” aku teringat wajah gadis itu. Disaat sedang frustasi, membaca selalu membuatku tenang. Mungkin buku yang diberikan Salsabila tadi cocok untuk saat ini. Cinta pertama.
 ❀❀❀

Salsabila sampai di jalan yang mereka tentukan minggu kemarin. Sejujurnya, dia merasa nekat sekali bertaruh begitu pada Hanif. Bagaimana kalau lelaki itu benar-benar menembaknya? Sementara dia sedang benar-benar ingin fokus beribadah dan belajar. Pacaran hanya akan membuatnya gagal fokus, dan buang-buang waktu karena hubungan seperti itu sama sekali tidak ada manfaatnya.
Padahal Salsa sudah datang agak terlambat, tapi Hanif belum juga datang. Apa dia sudah pergi? Mata gadis itu menangkap sebuah buku di tengah jalan. Bukankah itu bukunya? Salsa mengambilnya, dan mendapatkan sebuah kertas jatuh dari sana. Sepertinya sebuah surat.

Assalamu’alaikum, Salsabila.
Terimakasih. Berkat kamu saya menemukan cinta pertama saya. Bukan, bukan kamu. Tapi ibu saya. Lewat buku yang kamu pinjamkan, saya tahu. Lewat pertemuan kita yang singkat, saya belajar banyak hal. Dan karena kamu, saya memutuskan untuk tidak memilih kamu. Saya pergi menemui ibu saya hari ini.
Pertanyaan saya.  Apakah kamu mau untuk tidak jadi pacar saya? Saya rasa, hubungan tanpa ikatan pacaran lebih nyaman dan tidak merugikan. Kita maih teman, kan?
Hanif Kenichi

Salsabila tersenyum dan mengangguk. ‘Iya.”
Cerpen di atas sudah diterbitkan dalam buku kumpulan cerpen “Teruntuk Engkau” hasil lomba yang diadakan oleh penerbit Pustaka Tunggal bertema Cinta Pertama yang diselenggarakan 30 Maret - 28 April 2017.

IG : putri.alvita
Megutip seluruh/sebagian artikel/tulisan dari blog ini dibolehkan dengan syarat tetap mencantumkan link sumber, http://putriall.blogspot.com

Hafiz Qur'an | Promo Menarik dari Allah



Menghafal Al-qur’an? 30 juz? 114 surat? 6.666 ayat? Mustahil atau tidak?
.
Awalnya saya merasa minder sebeluAm menulis artikel ini, karena saya pun hafalannya masih sedikiiiiiiiit sekali. Namun bukankah Rasulullah telah bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” Maka saya memberanikan diri untuk menulis, juga sebagai pelajaran untuk diri sendiri. Yang harus diingat, jangan lihat siapa yang menulis, tapi lihatlah apa yang dia tulis. So, mari kita belajar bersama-sama.
.
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril sebagai bukti kerasulan Muhammad dan untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai petunjuk hidup di dunia menuju kebahagiaan di akhirat. Membaca dan mengamalkannya bernilai ibadah dan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٨٥
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Q.S Al-Baqarah : 185)
Hukum menghafal Al-qur’an tidaklah wajib bagi setiap individu, tetapi fardhu kifayah, yaitu apabila telah ada dalam suatu daerah orang yang hafal Al-qur’an, maka gugurlah kewajiban orang lain di daerah tersebut untuk menghafalnya. Meski begitu, tidakkah kita ingin menjadi seorang yang menggugurkan kewajiban orang lain tersebut? Apalagi, seorang hafizh Qur’an memiliki banyak sekali keutamaan.

Keutamaan Penghafal Al-Qur’an

Beberapa keutamaan penghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut :

1.      Penghafal Al-Qur’an adalah keluarga Allah

Dari Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya.” (HR Nasa’i, Ibnu Majah, Hakim, dan Ahmad) 

2.      Mereka akan ditempatkan di surga bersama para malaikat

Dari Aisyah r.ha. berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang ahli dalam Al- Quran akan berada bersama malaikat pencatatat yang mulia lagi benar, dan orang yang terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya dua pahala (HR Bukhari, Nasa’i, Musim, Abu Daud, Tarmidzi, dan Ibnu Majah)
Kata ‘ahli Al-qur’an’ atau ahlul qur’an adalah para penghafal Al-qur’an dan senantiasa membacanya, apalagi ia memahami makna dan menerapkannya.
Tidak ada orang yang rugi dalam membaca Al-Qur’an. Setiap kata bahkan setiap huruf dinilai pahala bagi pemabacanya. Bisa dibayangkan ada berapa banyak huruf di dalam satu kitab Al-Qur’an, bahkan satu halaman Al-Qur’an saja ada ratusan huruf yang akan menjadi penghalang api neraka bagi kita. Bahkan jika dia masih terbata-bata, ada dua pahala baginya, apalagi bagi para penghafal Al-Qur’an, masyaallah mereka tersebut akan bersama para mlaikat yang mulia di dalam surga.

3.      Mampu memberi syafaat bagi siapa yang dikehendaki

Dari Ali karamallahu wajhah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,  “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan menghafalkannya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkannya (Al-Qur’an) dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah swt. akan memasukkannya ke dalam surga dan Allah menjaminnya untuk memberi syafaat kepada sepuluh keluarganya yang kesemuanya telah masuk neraka (Hr. Ahmad dan Tirmidzi)
Betapa mulianya seorang hafidz qur’an, dia tidak hanya bisa menikmati kenikmatan menghafal Al-Qur’an sendiri, tapi dia juga bisa mengajak sepuluh orang bersamanya ke dalam surga. Subhanallah.
Dan begitu banyak keutamaan-keutamaan lain. Memang, kita tidak bisa menjamin bahwa penghafal Al-Qur’an ‘pasti’ masuk surga. Semuanya tetaplah atas kuasa Allah. Tapi sepanjang kita meluruskan niat hanya untuk Allah, insyaallah, Allah akan mempemudahkan.
Subhanallah, ada begitu banyak keutamaan penghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an adalah promo terbaik dari Allah untuk menuju surga-Nya. Ada begitu banyak keutamaan dan kebaikan hanya dengan menghafal ayat demi ayat Al-Qur’an. Lalu kita masih ingin menutup mata dan membiarkan tulisan ini berakhir begitu saja? []

Sungai Tutung, 2 September 2017


Megutip seluruh/sebagian artikel/tulisan dari blog ini dibolehkan dengan syarat tetap mencantumkan link sumber, http://putriall.blogspot.com

Sudahkah Kita Bermimpi Hari Ini?




Sudahkah kita bermimpi hari ini?

Mimpi atau impian menurut KBBI /im.pi.an/ n (barang) yang diimpikan; barang yang sangat di-inginkan. Pengertian ini mirip dengan cita-cita yaitu /ci.ta-ci.ta/ n 1.keinginan (kehendak) yang selalu ada dalam pikiran: 2. tujuan yang sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan). Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa impian dan cita-cita adalah dua hal yang sama. Impian atau cita-cita bisa diartikan sebagai ‘suatu hal yang sangat ingin kita lakukan untuk bisa dicapai di masa depan.’ Impian atau cita-cita adalah motivasi terbesar seorang pemuda untuk bekerja keras, dan motivasi terbesar seorang siswa untuk belajar dengan giat.
Kita mungkin sempat berfikir, kenapa harus terlalu keras mencapai impian? Sementara orang-orang yang tidak terlalu peduli dengan impiannya, juga banyak yang bisa bekerja. Namun orang-orang beruntung itu pasti tidak sedikit yang merasa tidak senang dan merasa lelah dalam melakukan pekerjaannya. Jika kita berhasil mewujudkan impian kita, maka tentu saja kita akan mencintai pekerjaan itu. 
do what you love and you never work a day in your life
Tapi jangan lupa, bahwa menemukan impian bukan hanya berarti mencari profesi yang diinginkan, berarti menemukan jati diri. Karena impian berkaitan erat dengan bakat, hobi, dan passion, maka menemukan dan menggapai impian adalah salah satu cara menghargai diri sendiri. Dengan memiliki mimpi, kita tidak hanya menghasilkan uang yang banyak dari suatu profesi, tapi kita sekaligus menemukan jiwa kita di sana.
Ir. Soekarno berkata, “Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
Kebanyakan mungkin merasa nggak berani bermimpi tinggi karena takut jatuh. Ada juga yang tidak berani bermimpi lagi setelah mengalami beberapa kegagalan. Kuncinya ada di quotes Soekarno itu. Karena kalau kamu masih merasa sakit saat jatuh dalam menggapai impian, maka itu berarti impian kamu belum cukup tinggi. Baru setinggi pohon pisang, ya kalau gagal, jatuhnya ke tanah. Tinggikan lagi sampai rasanya impian itu sudah sampai di langit paling atas, maka kalau jatuh, kamu akan benar-benar jatuh diantara bintang-bintang.

Lalu bagaimana kita bisa membuat impian itu menjadi kenyataan?
 Yang pertama, kenali impian kamu. Kebanyakan siswa jika ditanya tentang impiannya, mereka akan semangat menjawab, “Dokter! Polisi! Tentara! Dosen!” seakan di dunia ini hanya tersedia empat profesi itu saja. Terkadang mereka menyebutkan satu profesi karena ingin dianggap keren atau cuma ikut-ikutan. Jika benar begitu, maka kamu tidak hanya menipu orang lain, tapi juga diri kamu sendiri.
Dalam menetapkan suatu tujuan, kita harus memerhatikan bakat, hobi dan passion kita.
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Saat memiliki bakat di suatu bidang, orang akan menjadikan bidang itu sebagai hobi mereka.
Hobi adalah kegiatan yang disukai untuk dilakukan di waktu luang, dan dilakukan berkali-kali. Seseorang yang memiliki hobi akan pula menjadikan hobi mereka sebagai passion.
Passion adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan untuk melakukannya. Passion adalah dimana kita akan mengorbankan segala hal untuk mencapai itu. Dan passion inilah yang membuahkan suatu impian.

Kenali dirimu, mantapkan tujuanmu.

Kemudian selanjutnya, strategi. Seperti yang penulis bilang sebelumnya, cita-cita adalah motivasi terbesar seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Kita sebaiknya banyak bertanya pada diri sendiri. “Cita-cita saya menjadi pendakwah, kenapa saya masuk SMA bukannya MA?” atau pertanyaan seperti, “Cita-cita saya seorang ahli sejarah, kenapa saya masuk jurusan IPA?” Jika kamu merasa telah memilih pilihan yang salah, maka segera beralih. Jika sudah tidak bisa, maka kamu harus merelakan impian kamu berpotensi untuk mengalami kegagalan. Karena strategi yang sudah salah sejak awal akan menyebabkan kesalahan-kesalahan berikutnya.
Jika kamu benar-benar bertekad bulat untuk bisa mencapai impian, maka ingatlah bahwa the secret of your future is hidden in your daily routine. Jika kamu rajin, optimis, tekun, dan kerja keras, maka insyaallah masa depanmu akan cerah. Namun jika sebaliknya, maka masa depanmu juga akan suram. Ini suatu kepastian yang tidak dapat dibantah.
Allah SWT berfirman :
...إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡ...١١
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” 
(Q.S Ar-Ra’ad : 11)
Terakhir, pantang menyerah. Gagal bukanlah akhir dari segalanya. Semakin banyak kamu gagal, semakin banyak pula kesempatan lain yang terbuka untuk kamu.
Allah sudah berjanji dalam Al-Qur’an yang mulia :
فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا ٥ إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا ٦  فَإِذَا فَرَغۡتَ فَٱنصَبۡ ٧  وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرۡغَب ٨
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(Q.S Al-Insyirah : 5-8)

So, keep trying!

Satu lagi yang harus dipahami. Memiliki sifat optimisme yang tinggi merupakan kunci kesusksesan dalam menggapai cita-cita. Tapi harus diingat, tidak memiliki rencana cadangan sebagai bukti ke-optimis-an juga kurang tepat. Kita tetap harus menyadari bahwa yang sedang kita bahas disini adalah impian. Ingat, ‘impian’ bukan suatu kepastian yang akan terjadi hanya dengan usaha keras, tapi juga dengan campur tangan Yang Maha Kuasa.
Jadi, yang ingin saya sampaikan di sini, bahwa impian adalah tujuan hidup di masa depan, dan only you can control your future. Dan kunci mengontrol masa depan adalah dengan mengontrol hidupmu sekarang.  
Who control the past controls the future.
Sudah punya impian?  

Do it now!


IG: @putri.alvita

Megutip seluruh/sebagian artikel/tulisan dari blog ini dibolehkan dengan syarat tetap mencantumkan link sumber, http://putriall.blogspot.com